Mengenal Kode Rahasia Pestisida Cair: Biar Perawatan Tanaman Makin Tepat!

Eratani / 1 Oktober 2024

Pernah bingung lihat kode-kode aneh di kemasan pestisida cair? Ga usah bingung, kode-kode yang ada di kemasan pestisida adalah petunjuk mengenai jenis dan cara pengaplikasian dari pestisida tersebut. Nah, biar ngga salah pakai dan hasil panen tetap maksimal, yuk cari tahu rahasia di balik kode-kode pestisida cair!

Apa Itu Pestisida?

Pestisida merupakan bahan kimia yang umumnya dipakai para petani untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman, seperti hama, jamur, dan gulma di lahan pertanian mereka. Penggunaan pestisida penting dalam pertanian karena dapat menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan hasil panen. Tapi, penggunaan yang tidak tepat juga bisa menimbulkan risiko untuk kesehatan manusia, hewan, bahkan untuk lingkungan.

Kenapa Kode Pestisida Penting?

Setiap kemasan pestisida pasti punya kode formulasi yang unik. Kode ini diibatkan sidik jari yang dibuat untuk membedakan satu jenis pestisida dengan yang lain. Dengan memahami kode-kode ini, Erafriends bisa memilih pestisida yang paling cocok untuk jenis hama dan tanaman. Selain itu, Erafriends juga bisa menggunakan pestisida dengan cara yang benar sehingga lebih aman dan efektif.

Mengenal Jenis-Jenis Formulasi Pestisida Cair

Sekarang, yuk kenali beberapa kode formulasi pestisida cair yang mungkin akan Erafriends temui:

1. SL dan L (Soluble Liquid): 

Pernah lihat pestisida cair yang setelah dicampur air tetap jernih? Nah, itu dia jenis SL atau L (Soluble Liquid). Pestisida dengan kode ini mudah larut dalam air dan nggak meninggalkan bekas.

2. EC (Emulsifiable Concentrate)

Kalau pestisida jenis EC, bayangkan seperti minyak yang dicampur dengan air. Meskipun nggak bisa langsung bercampur, dengan bantuan emulsifier, pestisida ini bisa larut dalam air. Tapi ingat, pestisida EC nggak suka suhu ekstrem, ya!

3. Suspension Concentrate (SC dan WSC)

Jenis pestisida ini mirip seperti cat atau susu. Saat dicampur air, akan terbentuk partikel halus yang mengambang. Jangan lupa diaduk terus supaya partikelnya nggak mengendap.

4. Aquaeous Soluble/Concentrate (AS dan AC)

Pestisida Berbentuk cairan pekat yang bisa larut dalam air. Pestisida dengan formulasi ini mengandung bahan aktif seperti garam, yang sangat mudah larut dalam air.

5. Flowable Water/Suspension (F, FW, dan FS)

Bentuknya agak kental seperti pasta, tapi mudah menyebar dalam air. Pestisida dengan formula ini perlu diaduk terus-menerus saat digunakan agar tidak mengendap.

6. Capsulated Suspension (CS)

Ini adalah formulasi mikrokapsul yang bisa tercampur dalam air. Mikrokapsul ini tidak larut dalam air, tetapi partikel kecilnya dapat menempel pada tubuh serangga hama, sehingga racunnya tetap efektif dalam waktu yang lama.

Tips Memilih dan Menggunakan Pestisida

Saat menggunakan pestisida, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama, selalu baca label pada kemasan untuk mengetahui dosis, cara penggunaan, dan peringatan keamanan yang tertera. Pilih pestisida yang sesuai dengan jenis hama dan tanaman yang akan dirawat, dan jika merasa ragu, konsultasikan dengan petugas pertanian. Pastikan juga untuk mengikuti petunjuk pencampuran yang ada pada label, dan hindari mencampur pestisida dengan bahan lain secara sembarangan. Saat mengaplikasikannya, gunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan pakaian tertutup demi keselamatan. Terakhir, simpan pestisida di tempat yang aman, yaitu di tempat kering dan sejuk, serta jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Memahami kode-kode pestisida memang penting, tapi jangan sampai Erafriends jadi bingung ya! 😂

Dengan sedikit pengetahuan, Erafriends bisa menggunakan pestisida dengan lebih aman dan efektif.
 

Bagikan Postingan Ini

Lihat Tips Lainnya

Bingung Nyari Kerjaan? Jadi Petani Milenial Aja!

Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 7 juta tenaga kerja Indonesia menganggur. Padahal ada banyak pilihan kerja, namun banyak yang terhalangi oleh tingkat persaingan yang cukup tinggi. Bagi kamu yang bingung harus mencari pekerjaan kemana lagi, cobalah untuk masuk ke sektor pertanian. Walaupun sering dianggap kuno, profesi petani dinilai dapat menjadi alternatif pekerjaan yang menjanjikan. Khususnya bagi generasi muda yang mau terjun menjadi petani milenial. Generasi muda juga memiliki peluang yang besar untuk bisa terjun ke dunia pertanian karena dianggap memiliki kredibilitas yang tinggi dalam hal ekonomi dan memanfaatkan teknologi. Tak hanya itu, generasi muda juga dituntut untuk cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital. Jadi bukan hanya berkutat untuk bertani saja. Hal ini terbukti dengan banyaknya start-up milenial pertanian yang tembus hingga ke pasar dunia.  Peluang lainnya berkaitan dengan keadaan pandemi, dimana masyarakat membutuhkan pangan yang lebih mudah didapatkan, sehat, dan terjamin keamanannya. Untuk bisa memenuhi hal tersebut tentunya dibutuhkan peran petani milenial untuk memanfaatkan teknologi secara kreatif untuk membuat packaging bahan pangan yang aman. Begitu pula dengan pendistribusian bahan pangan yang akan lebih efektif apabila dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Alasan lain kenapa petani milenial menjadi peluang profesi yang menjanjikan ialah kondisi dimana sektor pertanian saat ini sedang dibutuhkan bukan hanya oleh negara Indonesia tapi juga dunia. Seperti yang kita ketahui, keadaan pandemi mendorong kebutuhan ketersediaan bahan pangan meningkat sedangkan jumlah petani di setiap tahunnya semakin berkurang. Dalam kondisi ini pemerintah juga berusaha untuk mendorong generasi muda khususnya yang masih belum mendapatkan pekerjaan untuk lebih berani terjun ke dunia pertanian dengan menjadi petani milenial yang cerdas.  Referensi: IDN Times  

Eratani / 21 Juli 2022

Membuat Pupuk Kompos Alami dari Sampah Dapur? Ini Caranya!

Apakah kamu pernah membayangkan kalau sampah dapur ternyata bisa berguna? Ya, ternyata kulit buah dan sisa batang sayuran bisa digunakan sebagai pupuk. Jadi tidak perlu membeli pupuk lagi kan? Tinggal gunakan sampah-sampah dari dapurmu saja! Kali ini Eratani akan membagikan cara membuatnya, jangan lupa untuk disimak ya! 1. Memilah jenis sampah. Hanya jenis sampah tertentu saja yang bisa digunakan sebagai pupuk, yaitu sisa sayuran, sisa makanan, kertas bekas, tisu, daging, kulit buah, buah-buahan yang telah tidak layak dikonsumsi, dan bumbu dapur yang telah kedaluwarsa. 2. Menyiapkan wadah besar. Kita memerlukan wadah besar beserta tutupnya. Di sini kita bisa menggunakan ember bekas cat yang sudah tak terpakai. Wadah bertutup ini nantinya akan menjaga pupus kompos agar tidak terkontaminasi oleh hewan dan air hujan. 3. Menyiapkan bahan tambahan. Kita juga perlu menyiapkan bahan tambahan seperti tanah, air, cairan pupuk untuk kompos, arang, dan sekam. Salah satu contoh jenis cairan yang bisa dipakai ialah pupuk cair EM4. 4. Membuat pupuk. Langkah pertama adalah dengan mencampurkan tanah, sekam, dan arang. Kemudian masukkan sampah organik yang telah dikumpulkan sebelumnya lalu timbun dengan tanah campuran sebanyak sampah yang ada. Siramlah dengan air yang telah dicampur dengan pupuk cair hingga lembab. Lakukan secara berulang tanpa menambahkan siraman air hingga campuran tersebut berbentuk lapisan, sampai tanah dan sampah organik habis.  Pupuk kompos hasil dari sampah dapur buatanmu siap digunakan untuk menyuburkan tanaman yang kamu miliki! Referensi: IDN Times  

Eratani / 21 Juli 2022