Sektor pertanian sebenarnya adalah sektor bisnis yang berisiko tinggi karena sulit untuk diprediksi, terutama di masa sekarang. Semakin kesini, perubahan cuaca juga semakin tidak terprediksi. Hari ini mungkin kita bisa menganggap tanaman yang kita rawat tumbuh dengan baik tapi tidak ada yang tahu pasti apakah keadaannya akan tetap sama di keesokan harinya? Bisa saja terjadi hujan lebat yang berakibat merusak tanaman.
Di titik inilah kita membutuhkan teknologi. Dengan teknologi, kita dapat meminimalkan resiko yang ada. Misalnya dengan penggunaan berbagai aplikasi pendukung, seperti aplikasi peramal cuaca. Eratani Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertanian juga berusaha untuk membantu para petani dengan teknologi. Membantu para petani konvensional untuk perlahan bergeser menjadi Digital Farming agar dapat memaksimalkan produktivitas masing-masing petani.
Digital Farming merupakan teknologi yang dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil dapat lebih bermanfaat dan tepat sasaran. Teknologi ini juga dapat membantu daam pengelolaan resiko di bidang pertanian hingga membantu meningkatkan potensi keuntungan secara berkelanjutan.
Digital Farming dapat membantu kita untuk meramalkan cuaca, menetapkan waktu dan volume yang tepat dalam mengaplikasikan pupuk, memprediksi serangan hama dan penyakit, serta memungkinkan untuk peningkatan hasil panen dengan meminimalkan dampak pertanian pada lingkungan hidup.
Referensi: Kompas.com, AgroFarm