Jatu Barmawati: Si Petani Milenial yang Inspiratif

Eratani / 21 Juli 2022

Jatu Barmawati adalah seorang wanita berusia 29 tahun yang lahir di pinggiran kota Lampung. Ia terlahir sebagai seorang anak petani dan hal inilah yang membawa langkah Jatu hingga bisa menjadi petani milenial yang inspiratif. Tumbuh besar dengan melihat usaha pertanian yang dikelola oleh ayahnya membuat Jatu memberanikan diri untuk turut terjun ke dunia pertanian. Dimulai dari mengambil jurusan pertanian hingga sekarang ia mampu menjadi eksportir wanita muda yang terbilang sukses.

Kisah sukses Jatu Barmawati seolah menepis anggapan miring mengenai profesi petani yang identik dengan kata kuno, kotor, kumuh, dan berpenghasilan kecil. Sejak lulus kuliah, Jatu juga bertekad untuk merubah image miring mengenai profesi petani dan menganggapnya sebagai sebuah tantangan, motivasi, dan peluang untuk mengembangkan diri serta merubah mindset tersebut. Hal ini terbukti dengan Jatu yang berhasil menjadi seorang wirausaha pertanian milenial dengan sukses mengekspor manggis ke wilayah Eropa.

Jatu Barmawati menganggap bahwa pertanian adalah sektor yang sustainability sexy yang mana semakin ditekuni, semakin membuat penasaran dan menggairahkan. Ia menilai bahwa hasil panen komoditas pertanian Indonesia memiliki kualitas yang baik dan tidak kalah saing dengan negara lain. Kesuksesan Jatu dalam mengekspor manggis ke Eropa khususnya Belanda, menjadikannya terpilih sebagai salah satu dari 67 Duta Pertanian Milenial(DPM)/Duta petani Andalan (DPA).

Dengan menjadi salah satu bagian dari DPM membuat Jatu mendapatkan banyak teman dari berbagai provinsi. Sekaligus memperluas jaringan relasi Jatu, termasuk mereka yang siap mendukung dan mengembangkan kerjasama di sektor pertanian, terlebih lagi di bidang ekspor produk. Jatu juga berkomitmen untuk membagikan ilmu dan kesuksesannya dengan para pemuda pemudi di pedesaan. 

Referensi: IDN Times, Warta Ekonomi
 

Share This Post

Lihat Artikel Lainnya

Beda Dari Yang Lain, Petani Muda Ini Gandrungi Budidaya Empon-Empon

Muhamad Atik Rudianto, pria berusia 25 tahun asal desa Karang Gede, Kecamatan Arjosari, Pacitan yang memilih pilihan hidup menjadi seorang petani muda. Ia ini menentukan pilihan pada sektor pertanian sebagai bisnisnya, satu diantaranya dengan budidaya empon-empon. Rudi membudidayakan berbagai rempah dapur atau empon-empon seperti lengkuas, temulawak dan kunyit. Ia membaca peluang bisnis empon-empon masih cukup prospektif. Awal mulai usahanya ini ketika Rudi dan ayahnya pada suatu waktu mengunjungi lahan pertanian miliknya yang memiliki luas sekitar 0.5 Ha dan melihat masih banyak lahan yang menganggur.  Lantas ia berpikir bahwa ini bisa menjadi kesempatan yang bagus bagi anak muda sepertinya. Sebab, saat ini tidak banyak anak muda yang melirik sektor pertanian sebagai lahan bisnis. Rudi dan sang Ayah memulai usaha ini sejak tahun 2018 dengan penuh semangat. Setiap panen Rudi mampu menghasilkan empon-empon sekitar 5 – 9 kwintal. Omzet kotor hingga Rp2-2,5 juta. Rudi mengatakan, bahwa budidaya empon-empon ini terbilang mudah karena perawatannya tidak sulit dan kecil kemungkinan gagal panen. Rudi yang juga berprofesi sebagai GTT (Guru Tidak Tetap) di salah satu SD di desanya ini juga sempat bercerita saat dia memulai membudidayakan empon-empon. Menanam lengkuas menjadi pilihannya karena tidak memerlukan modal terlalu besar ketimbang jenis empon-empon lainnya. Setelah lengkuas Ia lantas menanam kunyit dan temulawak. Usahanya ini masih terus berkembang, saat ini juga mulai menanam jahe di sebagian lahan miliknya.  Di masa pandemi seperti saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa tidak sedikit orang yang mencari tanaman herbal atau minuman herbal berkhasiat lainnya untuk dikonsumsi guna meningkatkan imunitas tubuh. Pengetahuan tradisional dalam memanfaatkan tanaman sebagai sumber obat-obatan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Jamu berkembang berdasarkan pengalaman kumulatif dalam pengobatan masyarakat sejak zaman nenek moyang kita. Perkembangan obat tradisional semakin pesat juga karena ditunjang dengan pendekatan ilmiah untuk pembuktian khasiat, keamanan, maupun teknik pengolahannya. Rudi bersyukur bahwa di era yang seperti ini dengan status usia yang masih terbilang muda, ia mampu melihat peluang untuk mengembangkan bisnisnya untuk meningkatkan perekonomian keluarganya.  Referensi: Halo Pacitan, BPTP Balitbangtan Kalimantan Selatan  

Eratani / 21 Juli 2022

Favoritt Warga +62, Ini Alasan Orang Suka Makan Nasi

Indonesia merupakan negara yang kaya dan penuh akan sumber daya alam. Mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier kita, semua dapat kita nikmati karena adanya keindahan warisan dari negara kita. Salah satunya adalah beras. Nasi sudah menjadi makanan pokok untuk rakyat Indonesia turun temurun. Setiap hari dan dalam bentuk apapun, masyarakat Indonesia mengolah berbagai jenis hidangan berbahan dasar nasi. Bahkan seringkali kita mendengar ungkapan, bahwa orang Indonesia “belum kenyang jika belum makan nasi”. Hal ini menunjukan, bahwa budaya mengkonsumsi nasi merupakan sebuah kewajiban untuk rakyat Indonesia. Tapi kira kira, kenapa rakyat Indonesia memilih nasi sebagai makanan pokok? Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan hamparan sawah yang luas di pulau-pulaunya. Indonesia berhasil memanen padi dalam jumlah yang tinggi. Nasi adalah makanan termudah yang ditemukan orang Indonesia. Adapun ketersediaan padi dan beras yang berlimpah di Indonesia juga merupakan dampak dari orde baru yang terjadi pada tahun 1970 hingga 1980. Saat itu, pemerintah di masa orde baru memberikan investasi besar untuk sektor pertanian. Tidak heran sejak saat itu produksi beras dan padi berlimpah di Indonesia. Hal ini pun menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Ada banyak manfaat dari mengonsumsi nasi karena nasi merupakan sumber energi dan mengandung tiamin yang berguna untuk membantu metabolisme karbohidrat. Selain itu, nasi juga mengandung magnesium sebagai komponen penting dalam membentuk struktur tulang dan juga dapat mengatur kontraksi otot. Namun, tetap saja ada resiko dari kebiasaan mengkonsumsi nasi secara berlebihan. Nasi putih merupakan jenis nasi yang paling banyak beredar di Indonesia. Perlu diketahui bahwa mengkonsumsi nasi putih yang berlebih dapat memicu kenaikan berat badan bahkan menyebabkan diabetes. Maka dari itu, sangat disarankan untuk mengontrol porsi makan nasi terutama bagi lansia. Referensi: Kompas, Tribun Style

Eratani / 21 Juli 2022