Di era modern ini, ada semakin banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas di dunia pertanian. Salah satunya dengan mengikuti program Electrifying Agriculture yang diluncurkan oleh PT PLN. Program ini dibuat untuk meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah, terjangkau, dan andal di bidang pertanian. Serta diharapkan mampu mendorong petani untuk lebih bisa memanfaatkan teknologi guna meningkatkan produktivitas pertaniannya melalui pemanfaatan energi listrik.
Program Electrifying Agriculture ini juga telah terbukti berhasil membantu petani dalam menghemat biaya operasional. Misalnya dari yang sebelumnya menggunakan genset untuk mengaliri lahan dan menghabiskan biaya sekitar Rp102.000, kini dengan adanya program ini para petani jadi lebih hemat sekitar 60% dengan memanfaatkan penggunaan listrik. Selain itu, program Electrifying Agriculture juga dapat meningkatkan keuntungan petani khususnya bagi petani buah.
Seperti yang kita ketahui, kebun buah sangat membutuhkan fotosintesis. Salah satu petani buah di Mojokerto mengaku bahwa produktivitas buahnya meningkat setelah adanya penggunaan lampu untuk penerangan di kebun. Dari yang sebelumnya dalam setahun hanya bisa mendapatkan hasil panen sebanyak 20 ton dari lahan seluas 4,5 hektare (ha), sekarang bisa mencapai 60 ton setiap kali panen.
Electrifying Agriculture juga memungkinkan kebun buah untuk terus mendapatkan penerangan yang menyebabkan tanaman buahnya dapat menjalani proses fotosintesis selama 24 jam. Program ini bukan hanya diperuntukan bagi petani buah, tapi juga untuk tanaman bawang, hidroponik, irigasi persawahan, dan tambak udang.
Dengan adanya pemanfaatan energi listrik, diharapkan pertumbuhan tanaman pertanian akan lebih maksimal. Serta mempermudah pengolahan infrastruktur pendukung pertanian, peternakan, dan perikanan. Tak hanya di Mojokerto, program Electrifying Agriculture juga akan berkembang menjadi 54 program dengan alokasi anggaran sebesar 4,8 miliar. Program ini nantinya akan tersebar di seluruh Indonesia seperti Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Referensi: IDN Times, Kontan.co.id