Kerjasama Eratani dan BNI, Petani Dapat Pinjaman Perbankan

Eratani / 6 Maret 2023

Permodalan menjadi hal yang penting bagi petani dalam menjalankan usaha tani. Keterbatasan dana pertanian membuat petani kesulitan untuk membeli bibit, pupuk, pestisida, serta alat pertanian penunjang lainnya. Kemudian, ketika sudah mendapatkan permodalan, petani masih kesulitan untuk memilih sarana produksi pertanian seperti bibit, pupuk, dan pestisida yang efektif untuk lahan pertaniannya.

Eratani, sebagai startup agri-tech yang memiliki mimpi besar untuk memajukan pertanian Indonesia, resmi menjalin kerjasama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) untuk menyediakan dana pertanian atau permodalan bagi petani. Nantinya, BNI akan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pembiayaan petani, dan Eratani akan memberikan pendampingan budidaya tanaman untuk petani melalui Program Pendampingan Petani.


Apa itu Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian?

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian merupakan fasilitas kredit tanpa agunan dari pemerintah untuk melakukan kegiatan budidaya tanaman pertanian. BNI, sebagai Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) turut menyalurkan KUR Pertanian dan telah mencatat penyaluran kredit sebesar Rp. 90,8 triliun per Oktober 2022


Syarat dan Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian Bank Negara Indonesia (BNI)

Kolaborasi Eratani bersama BNI juga akan mengacu pada syarat dan ketentuan BNI KUR:
- Warga Negara Indonesia (WNI) berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah
- Usaha telah berjalan minimal 6 bulan
- Tidak sedang menerima KUR dari bank lain
- Tidak sedang menerima kredit perbankan kecuali kredit konsumtif seperti KPR, KKB, dan, Kartu Kredit
 

Program Pendampingan Petani

Dengan kerjasama ini, artinya Program Pendampingan Eratani akan membantu petani secara menyeluruh dari:

- Akses Permodalan

Eratani akan menghubungkan petani dengan pihak Bank Negara Indonesia (BNI) yang apabila disetujui, petani akan mendapatkan bantuan dana pertanian secara perbankan.

- Bimbingan tenaga ahli (agronomist)

Petani akan mendapatkan pengetahuan mengenai budidaya tanaman, mulai dari masa pra-tanam seperti pemilihan bibit, pengolahan tanah, dan persemaian, masa tanam seperti pemupukan dan penggunaan pestisida, serta masa pasca-tanam mulai dari proses perontokkan, penggilingan, hingga penyimpanan gabah yang akan diolah menjadi beras.

- Penyaluran hasil panen

Petani cukup memberikan hasil panen berupa gabah yang nantinya akan diproses secara lebih lanjut oleh rumah penggilingan beras milik Eratani.


Keuntungan Bagi Petani Binaan Eratani

- Permodalan Bunga Rendah

Petani akan mendapatkan pendanaan langsung dari Bank Negara Indonesia (BNI) sesuai dengan ketentuan BNI KUR, sehingga bunga yang perlu dibayarkan tidak akan melambung tinggi atau tetap 6% per tahun.

- Tingkatkan Kepercayaan Bank

Petani juga akan mendapatkan bantuan dalam mengelola keuangan hasil panen oleh Eratani untuk dapat mengembalikan pinjaman tepat waktu dan memperoleh kredit skor yang baik di mata Bank Negara Indonesia (BNI) atau secara perbankan.

- Pengembalian Pinjaman Setelah Panen

Petani dapat mengembalikan pinjaman setelah panen hanya dengan menyalurkan hasil panen dalam bentuk gabah melalui Eratani.


Kemudahan di atas menjadi fasilitas khusus yang akan dirasakan oleh seluruh Petani Binaan Eratani. Tunggu apalagi? Yuk daftarkan dirimu dan permudah aktivitas pertanianmu sekarang juga!

Bagikan Postingan Ini

Lihat Artikel Lainnya

Beda Dari Yang Lain, Petani Muda Ini Gandrungi Budidaya Empon-Empon

Muhamad Atik Rudianto, pria berusia 25 tahun asal desa Karang Gede, Kecamatan Arjosari, Pacitan yang memilih pilihan hidup menjadi seorang petani muda. Ia ini menentukan pilihan pada sektor pertanian sebagai bisnisnya, satu diantaranya dengan budidaya empon-empon. Rudi membudidayakan berbagai rempah dapur atau empon-empon seperti lengkuas, temulawak dan kunyit. Ia membaca peluang bisnis empon-empon masih cukup prospektif. Awal mulai usahanya ini ketika Rudi dan ayahnya pada suatu waktu mengunjungi lahan pertanian miliknya yang memiliki luas sekitar 0.5 Ha dan melihat masih banyak lahan yang menganggur.  Lantas ia berpikir bahwa ini bisa menjadi kesempatan yang bagus bagi anak muda sepertinya. Sebab, saat ini tidak banyak anak muda yang melirik sektor pertanian sebagai lahan bisnis. Rudi dan sang Ayah memulai usaha ini sejak tahun 2018 dengan penuh semangat. Setiap panen Rudi mampu menghasilkan empon-empon sekitar 5 – 9 kwintal. Omzet kotor hingga Rp2-2,5 juta. Rudi mengatakan, bahwa budidaya empon-empon ini terbilang mudah karena perawatannya tidak sulit dan kecil kemungkinan gagal panen. Rudi yang juga berprofesi sebagai GTT (Guru Tidak Tetap) di salah satu SD di desanya ini juga sempat bercerita saat dia memulai membudidayakan empon-empon. Menanam lengkuas menjadi pilihannya karena tidak memerlukan modal terlalu besar ketimbang jenis empon-empon lainnya. Setelah lengkuas Ia lantas menanam kunyit dan temulawak. Usahanya ini masih terus berkembang, saat ini juga mulai menanam jahe di sebagian lahan miliknya.  Di masa pandemi seperti saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa tidak sedikit orang yang mencari tanaman herbal atau minuman herbal berkhasiat lainnya untuk dikonsumsi guna meningkatkan imunitas tubuh. Pengetahuan tradisional dalam memanfaatkan tanaman sebagai sumber obat-obatan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Jamu berkembang berdasarkan pengalaman kumulatif dalam pengobatan masyarakat sejak zaman nenek moyang kita. Perkembangan obat tradisional semakin pesat juga karena ditunjang dengan pendekatan ilmiah untuk pembuktian khasiat, keamanan, maupun teknik pengolahannya. Rudi bersyukur bahwa di era yang seperti ini dengan status usia yang masih terbilang muda, ia mampu melihat peluang untuk mengembangkan bisnisnya untuk meningkatkan perekonomian keluarganya.  Referensi: Halo Pacitan, BPTP Balitbangtan Kalimantan Selatan  

Eratani / 21 Juli 2022

Favoritt Warga +62, Ini Alasan Orang Suka Makan Nasi

Indonesia merupakan negara yang kaya dan penuh akan sumber daya alam. Mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier kita, semua dapat kita nikmati karena adanya keindahan warisan dari negara kita. Salah satunya adalah beras. Nasi sudah menjadi makanan pokok untuk rakyat Indonesia turun temurun. Setiap hari dan dalam bentuk apapun, masyarakat Indonesia mengolah berbagai jenis hidangan berbahan dasar nasi. Bahkan seringkali kita mendengar ungkapan, bahwa orang Indonesia “belum kenyang jika belum makan nasi”. Hal ini menunjukan, bahwa budaya mengkonsumsi nasi merupakan sebuah kewajiban untuk rakyat Indonesia. Tapi kira kira, kenapa rakyat Indonesia memilih nasi sebagai makanan pokok? Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan hamparan sawah yang luas di pulau-pulaunya. Indonesia berhasil memanen padi dalam jumlah yang tinggi. Nasi adalah makanan termudah yang ditemukan orang Indonesia. Adapun ketersediaan padi dan beras yang berlimpah di Indonesia juga merupakan dampak dari orde baru yang terjadi pada tahun 1970 hingga 1980. Saat itu, pemerintah di masa orde baru memberikan investasi besar untuk sektor pertanian. Tidak heran sejak saat itu produksi beras dan padi berlimpah di Indonesia. Hal ini pun menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Ada banyak manfaat dari mengonsumsi nasi karena nasi merupakan sumber energi dan mengandung tiamin yang berguna untuk membantu metabolisme karbohidrat. Selain itu, nasi juga mengandung magnesium sebagai komponen penting dalam membentuk struktur tulang dan juga dapat mengatur kontraksi otot. Namun, tetap saja ada resiko dari kebiasaan mengkonsumsi nasi secara berlebihan. Nasi putih merupakan jenis nasi yang paling banyak beredar di Indonesia. Perlu diketahui bahwa mengkonsumsi nasi putih yang berlebih dapat memicu kenaikan berat badan bahkan menyebabkan diabetes. Maka dari itu, sangat disarankan untuk mengontrol porsi makan nasi terutama bagi lansia. Referensi: Kompas, Tribun Style

Eratani / 21 Juli 2022