Asuransi Usaha Tani Padi: Manfaat dan Tantangan dalam Implementasinya

Eratani / 29 Juli 2024

Pendahuluan

Perubahan iklim telah menimbulkan risiko serius bagi pertanian Indonesia, terutama di tengah upaya peningkatan produksi beras sebagai bahan makanan pokok. Gangguan sistem produksi akibat perubahan iklim dapat menyebabkan gagal panen akibat bencana alam, seperti banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit yang cenderung semakin meningkat. Dampaknya tidak hanya mengurangi produksi, produktivitas, dan kualitas gabah, tetapi juga mengancam program ketahanan pangan nasional. Diantara berbagai program pembangunan pertanian, Kementerian Pertanian memperkenalkan skema Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk membantu mengendalikan risiko usaha tani tersebut. Asuransi diharapkan dapat melindungi petani kecil (dengan luas garapan maksimum 2 ha) dari kerugian akibat gagal panen dan memberikan dukungan efektif dalam menghadapi berbagai  risiko pertanian.

Melanjutkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian, peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pendalaman permasalahan berdasarkan ruang lingkup informasi yang tersedia ditambah dengan pengalaman lapangan dari penerapan AUTP sejak tahun 2015. Penelitian ini memberikangambaran komprehensif mengenai manfaat dan tantangan yang dihadapi para pemangku kepentingan dalam implementasi AUTP di Indonesia.

Manfaat dan Tantangan Skema Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)

Skema AUTP telah memberikan manfaat bagi petani dengan meminimalisasi kerugian akibat gagal panen dan menjamin tersedianya modal kerja awal untuk kegiatan pertanian di musim tanam berikutnya. Namun, dalam implementasinya, AUTP masih memiliki tantangan tersendiri, antara lain:

  1. Rendahnya pemahaman petani terhadap skema asuransi - Banyak petani belum sepenuhnya memahami manfaat dan cara kerja asuransi pertanian, sehingga partisipasi petani sebagai peserta asuransi masih dinilai rendah.
  2. Ketidakmampuan petani untuk membayar premi asuransi - Premi yang harus dibayar seringkali menjadi beban bagi petani (meskipun tingkat premi sangat rendah), terutama karena harus mengeluarkan uang tunai, sementara mereka memiliki keterbatasan finansial.
  3. Keterbatasan sumber daya manusia dalam penyuluhan - Kurangnya tenaga penyuluh yang terlatih dan terbatasnya kesempatan menyampaikan informasi yang utuh mengenai AUTP kepada petani.
  4. Keterlambatan dalam penyerahan polis dan pembayaran klaim - Proses administratif yang lambat menyebabkan petani tidak mendapatkan manfaat asuransi tepat waktu, seperti sering terjadi saat mengajukan klaim.
  5. Persyaratan pendaftaran peserta yang tidak sesuai pedoman - Beberapa persyaratan yang kompleks membuat pendaftaran peserta menjadi sulit.
  6. Kesulitan dalam penggunaan sistem informasi asuransi pertanian (SIAP) - Banyak petani kesulitan menggunakan SIAP karena kurangnya pengetahuan tentang aplikasi teknologi.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan AUTP

Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut meliputi kegiatan:

  1. Meningkatkan sosialisasi dan pemahaman tentang skema asuransi di kalangan petani - Mengadakan pelatihan dan workshop secara terjadwal untuk memberikan informasi yang jelas, utuh, dan lengkap tentang skema AUTP.
  2. Melibatkan pemerintah daerah dan lembaga keuangan/permodalan untuk mendukung petani - Kerjasama antara pemerintah, bank, koperasi, dan atau lembaga keuangan lainnya dapat membantu meringankan beban premi bagi petani.
  3. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk meningkatkan efektivitas program - Evaluasi rutin dapat mengidentifikasi kendala yang dihadapi untuk mendapatkan umpan balik dan mencari solusi yang tepat.

Kesimpulan

Skema AUTP sudah terbukti efektif dalam membantu mengurangi kerugian petani secara signifikan dan memberikan perlindungan kepada petani dari risiko gagal panen akibat bencana alam, serta serangan hama dan penyakit. Namun, masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk menyebarluaskan informasi tentang asuransi pertanian secara komprehensif melalui sosialisasi, promosi, advokasi, dan juga edukasi tentang penerapan teknologi untuk mengatasi tantangan yang ada.

Eratani: Mendukung Petani dengan Fasilitas Asuransi

Sebagai perusahaan startup pertanian yang berdedikasi untuk membangun pertanian nasional, Eratani hadir mendorong solusi inovatif dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia. Eratani memberikan fasilitas asuransi kepada semua petani yang ada di bawah bimbingannya sebagai petani binaan, termasuk skema AUTP. Dengan adanya asuransi ini, petani binaan Eratani dapat merasa lebih aman dan terlindungi dari berbagai risiko pertanian, seperti bencana alam, atau kerusakan tanaman akibat serangan organisme pengganggu tumbuhan.

Melalui pendekatan yang komprehensif, Eratani juga memastikan bahwa petani mendapatkan edukasi dan pendampingan yang memadai, bukan hanya terkait skema asuransi, tetapi juga sistem usaha tani secara keseluruhan. Dengan demikian, petani tidak hanya memahami manfaat asuransi tetapi juga mampu menggunakan keuntungan yang diraih secara optimal untuk memajukan usaha taninya. Dukungan ini terus didorong untuk membantu petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dengan meningkatkan upaya adaptasi dan sekaligus  meningkatkan produktivitas komoditas utama seperti padi. Pada akhirnya, Eratani diorientasikan dapat berkontribusi pada penyediaan bahan pangan dalam kerangka program  ketahanan pangan nasional.

Sumber: Anugrah, I. S., Hestina, J., & Pasaribu, S. M. (2024). Rice crop insurance scheme to protect farmers from natural disaster risks: Field application experience. BIO Web of Conferences, 119, 04004.
 

Bagikan Postingan Ini

Lihat Artikel Lainnya