Pertanian Regeneratif, Solusi Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Eratani / 1 November 2024

Pertanian adalah tulang punggung penyediaan pangan bagi jutaan orang di seluruh dunia. Namun, metode pertanian yang banyak digunakan saat ini sering memberikan dampak negatif pada lingkungan, termasuk meningkatnya emisi gas rumah kaca (GHG) yang memperburuk perubahan iklim. Demi mencapai target iklim global, penting bagi sektor pertanian untuk mengurangi jejak karbonnya. Salah satu solusi yang semakin populer adalah pertanian regeneratif, yaitu metode bertani yang tidak hanya menghasilkan pangan, tetapi juga menjaga keseimbangan alam secara berkelanjutan.

Mengapa Perlu Mengurangi Jejak Karbon dari Pertanian?

Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 25% emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Selain itu, lahan pertanian sering mengalami degradasi akibat praktik yang tidak ramah lingkungan, yang pada akhirnya mengancam ketahanan pangan dan berisiko meningkatkan angka kelaparan. Berdasarkan laporan FAO, lebih dari separuh lahan pertanian di dunia mengalami kerusakan setiap tahunnya. Hal ini menjadikan pertanian sebagai "korban" sekaligus "penyebab" kerusakan lingkungan.

Mengadopsi cara bertani yang lebih ramah lingkungan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan sektor ini. Pertanian regeneratif adalah salah satu metode yang menawarkan potensi besar dalam hal ini.

Apa Itu Pertanian Regeneratif?

Pertanian regeneratif adalah pendekatan pertanian yang tidak hanya fokus pada produksi pangan, tetapi juga berupaya mengembalikan kesehatan tanah, menghemat cadangan air, dan menjaga keanekaragaman hayati. Meski memiliki kesamaan dengan pertanian organik dan konservasi, pertanian regeneratif lebih menekankan pemulihan penuh ekosistem tanah.

Beberapa praktik utama dalam pertanian regeneratif meliputi penggunaan biochar (arang dari biomassa), enhanced rock weathering (pemanfaatan batuan untuk menyerap karbon), dan pemanfaatan mikroba tanah. Berdasarkan penelitian, metode-metode ini dapat meningkatkan daya serap karbon tanah, dengan potensi menyerap 4-5 gigaton CO2 setiap tahunnya. Selain itu, pertanian regeneratif juga terbukti meningkatkan hasil panen dan ketahanan pangan, menjadikannya langkah yang sangat menjanjikan bagi masa depan berkelanjutan.

Metode pertanian regeneratif mencakup beberapa praktik penting, antara lain:

Pemulihan Kesehatan Tanah 

Dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan menerapkan teknik organik, kesehatan tanah dapat dipulihkan. Menurut studi dari The World Bank, praktik pertanian yang baik dapat meningkatkan hasil panen hingga 79% di lahan terdegradasi .

Konservasi Air

Sistem irigasi efisien seperti irigasi tetes dapat mengurangi konsumsi air hingga 40% dibandingkan metode tradisional . Pertanian regeneratif juga menggunakan teknik pengelolaan air yang mencegah pemborosan sumber daya air.

Peningkatan Keanekaragaman Hayati

Penggunaan berbagai jenis tanaman dalam satu area membantu menciptakan ekosistem yang lebih kuat dan tahan terhadap perubahan iklim. UN Environment Programme mencatat bahwa meningkatkan biodiversitas dalam lahan pertanian dapat mengurangi risiko gagal panen .

Penyerapan Karbon

 Tanaman penutup tanah dan agroforestri (kombinasi pepohonan dan tanaman) dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Project Drawdown menyebutkan bahwa agroforestri berpotensi menyerap hingga 22 gigaton CO2 dari atmosfer pada tahun 2050 .

Eratani dan Komitmen pada Pertanian Regeneratif

Sebagai bagian dari komitmennya untuk mendukung pertanian ramah lingkungan, Eratani mengadopsi praktik pertanian regeneratif dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para petani. Eratani mendorong penggunaan metode ramah lingkungan yang tetap produktif dan efisien.

Salah satu inovasi unggulan yang diusung oleh Eratani adalah penggunaan biofertilizer atau pupuk hayati. Dalam kerjasamanya dengan Tokyo8, produsen biofertilizer dari Jepang, Eratani menerapkan pupuk ini dalam proses bertani yang digunakan oleh petani binaannya. Hasilnya, uji coba di dua lokasi menunjukkan bahwa biofertilizer membantu tanaman padi pulih dari serangan hama, sekaligus mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia, yang pada akhirnya menurunkan emisi CO2 dari sektor pertanian.

Kegiatan sosialisasi dan penerapan biofertilizer pada tanaman padi petani binaan Eratani

 

Menuju Masa Depan Pertanian yang Berkelanjutan

Melalui adopsi pertanian regeneratif, Eratani berupaya meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga lingkungan. Inovasi seperti biofertilizer adalah bukti nyata dari langkah Eratani dalam mendorong perubahan positif di sektor pertanian Indonesia. Dengan memadukan teknologi modern, praktik ramah lingkungan, dan dukungan penuh kepada petani, Eratani yakin bahwa masa depan pertanian di Indonesia akan lebih cerah.

Dengan langkah-langkah nyata ini, kita dapat menciptakan masa depan yang berkelanjutan, di mana hasil pertanian tetap optimal, lingkungan terjaga, dan ketahanan pangan untuk generasi mendatang terjamin.

Bagikan Postingan Ini

Lihat Artikel Lainnya